Jadi Ibu Rumah Tangga Itu Rasanya…
MENYENANGKAN*!
(*=terms and conditions applied)
Baru 3 tahun jadi ibu rumah tangga, rasanya menyenangkan jika semua sesuai yang kita rencanakan dan kita harapkan. SERINGNYA SIH TIDAK! HAHAHAHA. Iya, banyak juga kekecewaan mewarnai hari-hari saya saat menjadi ibu rumah tangga. Kecewa waktu anak dibilangin A malah ngelakuin B, kecewa waktu anak dinasihatin tapi malah ngeyel, kecewa saat me-time yang diharapkan ternyata tidak bisa terjadi sebagaimana mestinya. Paling berat menghadapi rasa kecewa gara-gara berselisih paham dengan anak yang mulai gede ini, kalau sesama orang dewasa saya bisa lebih blak-blakan mengungkapkan kekecewaan, tapi kalau sama anak, ya nggak bisa gitu kan ya..
Itu baru masalah yang datang dari internal, gimana dengan faktor eksternal yang bikin kita kecewa?
Jadi ibu rumah tangga itu mesti siap banget mental saat ada orang yang bilang..
“Enak banget ya di rumah terus nggak ada kerjaan”
Monmaap nih, ngurus anak dari mulai mandiin, nyiapin makan, nyuapin (waktu si anak belum bisa makan sendiri) dan nemenin anak main itu bukan kerjaan ya?
“Enak ya jadi ibu rumah tangga, bisa santai-santai”
Monmaap nih, kalau ART selusin dan babysitter tiap anak ada 1 sih iya bisa santai-santai. Kalau semuanya diurus dan dikerjain sendiri gimana? Paling nunggu anak tidur siang, itupun kalau anak tidur siangnya lama. Kalau nggak bisa santai pas anak tidur siang, ya nungguin suami pulang kerja.
“Enak ya jadi ibu rumah tangga, nggak perlu kerja, suami kamu kaya ya?”
AAMIIN YAA ALLAH. Hahaha. Yang jadi ibu rumah tangga itu bukan berarti suaminya kaya, buanyak banget pertimbangan lho sebelum memutuskan untuk jadi ibu rumah tangga. Tapi iya, kesiapan finansial memang faktor utama, siap nggak suami mencari nafkah sendirian selagi si istri merintis usahanya? Kalau pengalaman saya dan suami, kami melalui berpuluh malam untuk mendiskusikan hal ini, bahkan dari saat saya hamil trimester kedua.
Semua perkataan yang nggak enak terhadap ibu rumah tangga pernah ditulis di sini. Tapi nggak se-senep yang ini sih..
“Oh jadi CUMA ibu rumah tangga ya. Ngapain aja emang kalo di rumah? Nggak bosen?”
Ehe ehe. Ingin rasanya memaki. Emang kalau kerja kantoran nggak ada bosennya, pasti ada kan. Begitu pun dengan menjadi ibu rumah tangga. Saya rasa setiap profesi atau pekerjaan pasti menemui titik jenuhnya, tinggal pinter-pinter kitanya aja mengatasi kejenuhan itu. Jangan lupa juga kalau kita yang CUMA ibu rumah tangga ini punya privilege untuk berpenghasilan dari rumah, entah itu bikin usaha atau kerja dari rumah sebagai pekerja lepas.
Memang nggak semua orang kok yang menganggap sebelah mata profesi ibu rumah tangga, untungnya saya nggak dikelilingi orang-orang seperti itu, kalaupun ada mereka cuma sekedar lewat atau sekedar mampir aja, bukan termasuk di dalam lingkaran pertemanan yang saya punya.
Stres Itu Toxic!
Marah, kecewa dan sedih adalah perasaan negatif. Tapi nggak mungkin kan kita bisa senang terus setiap saat?
Stres yang bisa dikelola dengan baik bisa memunculkan motivasi dan menjadikan diri kita lebih baik. Tapi, stres yang nggak bisa kita kelola ini akan mengarah ke depresi. Inilah kenapa stres bisa menjadi toxic karena berpotensi merusak diri kita.
Menurut artikel ini, penyebab stres paling umum yang ada di Indonesia terjadi pada masa sekolah, masa kuliah dan masa berdikari.

Ibu Rumah Tangga Itu Rentan Stres..
Kata berbagai artikel sih begitu, seperti di artikel ini dan ini, saya pribadi setuju banget. Saya sudah pernah sounding di beberapa artikel tentang bagaimana saya mengalami jetlag di masa peralihan dari pekerja kantoran ke ibu rumah tangga yang pada saat itu belum memiliki pekerjaan lepas dan berpenghasilan sendiri seperti sekarang.
Yang tadinya mingle sama teman-teman kantor, atau nongkrong dengan teman-teman sepulang kantor, jadinya ngomong dan mingle sama bayik melulu. Yang tadinya me-time bisa lumayan lama, mulai besar si bayi punya kebutuhan untuk bermain dan nggak mungkin dong nggak kita temani. Lambat laun, waktu me-time pun berkurang, mau nggak mau nunggu bayi tidur siang. Pengennya ikutan tidur siang juga ya, tapi kok keterusan megang HP, awalnya cuma pengen lihat 1 akun eh keterusan lihat akun yang lain, giliran ngantuk si bayi bangun. Huwaaa.. #seringterjadi
Mau nggak mau nunggu suami pulang atau weekend biar bisa gantian ngurusinnya. Untuk yang mengurus bayi tanpa bantuan pengasuh, pasti paham ya maksud saya.

Bagaimana Dong Caranya Jadi Ibu Rumah Tangga Yang #AsikTanpaToxic ?
Ketika saya aware kalau ibu rumah tangga itu rentan stress, yang pertama saya lakukan adalah latihan untuk mendatangkan pikiran-pikiran positif. Gimana caranya? Ya dengan melakukan kegiatan yang bikin hasil testpack positif, misalnya..
1. Mengelola waktu agar seorang ibu juga punya me-time.
Untuk yang nggak pakai pengasuh seperti saya, hal ini wajib banget didiskusikan dengan suami sebagai satu-satunya mitra dalam mengasuh anak. Kalau saya, sepulang kerja dan saat weekend, anak akan diurus oleh suami. Bagian saya yang berhubungan dengan anak paling menyiapkan makan, jadi dari mulai memandikan, menyuapi dan menemani main itu udah jadi bagiannya dia, kecuali kalau memang dia mau makan atau mandi baru anak saya yang pegang lagi. Nggak ada alasan kayak “Aku kan capek udah kerja seharian”, menurut saya ngurus anak juga kayak kerja, malah lebih capek, hehe. Untungnya dari awal saya dan suami sepakat mengurus anak adalah tanggung jawab kami berdua. *ciyum suamik*
2. Menghindari Mompetition
Nggak usah membandingkan tumbuh kembang anak sendiri dengan anak orang lain, percayakan pada grafik berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala serta perkataan DSA mengenai perkembangan anak kita. Untuk pertumbuhan anak bisa googling dan konsultasikan ke psikolog anak, karena setiap anak milestone-nya berbeda-beda. Anggaplah kentut jika ada yang ngomong, “Ih anak kamu kok belom bisa ini, belom bisa itu?”, “Kok anakmu kurus banget? Kurang makan ya?”
Selama dokter anak memastikan tumbuh kembang anak kita baik-baik saja, omongan yang julid nggak udah masuk ke hati ya!
3. Di Dalam Tubuh Yang Sehat, Terdapat Jiwa Yang Kuat!
Sempatkan untuk berolahraga walaupun cuma 7 menit setiap harinya, kalau perlu install aplikasi laknat bernama Freelatics.
Jaga pola makan ya buibuk, biasanya ibu menyusui kayak saya sekarang ini banyak banget alasannya buat jajan dan makan tengah malam kalau lagi begadang. HAHAHA self-toyor. Kalau belom sanggup diet keto atau diet macem-macem, cukuplah puasa Senin-Kamis, di saya sih lumayan ngaruh bikin badan rada ringan buat bergerak.
Kurangi begadang, jujur ini susah banget buat pekerja lepas seperti saya. Tapi kalau lagi nggak ada alasan buat begadang, please banget pakai untuk TIDUR YANG CUKUP jangan dipakai untuk nonton Drama Korea atau Netflix sampai pagi ya! INGAT kalau begadang bikin kulit cepat menua dan ONGKOS SKIN CARE DAN KE DOKTER KULIT ITU MAHAL YA BUIBUK (ujar rakyat jelata)!
4. Jika Diperlukan, Konsumsi Suplemen/Vitamin
Udah banyak berbagai produk suplemen yang dijual secara bebas dan dengan mudah kita dapat baik dari apotik, supermarket atau dari website. Beberapa waktu lalu, saya mencoba mengonsumsi NATSBEE Honey Lemon, minuman yang mengandung madu dan vitamin C! Berbeda dengan minuman segar lainnya, NATSBEE Honey Lemon ini didominasi rasa madu daripada rasa vitamin C-nya, buat yang suka dengan rasa madu sih bakalan suka banget sama minuman ini, tapi kalau saya pribadi kurang sreg sama rasanya. Makanya saya lebih suka mengonsumsi NATSBEE Honey Lemon ini dalam keadaan dingin karena segar banget dan rasa madunya jadi nggak terlalu mendominasi. Pastikan juga mengonsumsi minuman ini dengan tepat karena kadar gulanya 27 gram, bisa dicek di sini ya untuk mengetahui daftar kandungan gula yang tepat sesuai umurnya.

Nah, itu tips mengatasi stres versi saya, kalau versi kamu gimana? Share di kolom komentar ya!