Ruwet yak judulnya.
Hehehe.
Tapi emang seruwet itu kan potongan kebetulan yang ada dalam hidup manusia?
((( POTONGAN KEBETULAN )))
“Kita sering berada di tempat yang sama namun belum saling mengenal. Seruang dan sewaktu, namun hati belum bertemu” – @rahneputri
Lembar demi lembar cerita terkumpul dari masing-masing kita. Dan kita berdua terkejut dibuatnya.
1. Kita pernah berada di ruang dan waktu yang sama, Sasana Budaya Ganesha, Kings of Convenience live in concert. Pada saat itu, kita belum saling mengenal, dan entah pernah berpapasan atau tidak. Tuhan belum mempertemukan kita. Lagipula pada saat itu aku dalam status berpacaran dengan seseorang, sedangkan kamu mungkin sedang masa pendekatan. (2010)
2. Kita pernah lagi-lagi berada di ruang dan waktu yang sama di Gelora Bung Karno. Menonton semi final Indonesia vs Pilipina. Setelah pertandingan selesai pun, aku masih nongkrong agak lama. Menunggu arus kendaraan keluar dari GBK mereda. Aku dan kamu pun tidak tahu apakah kita pernah berpapasan atau tidak di tengah lautan manusia pada malam itu. Aku juga tidak yakin kita akan memiliki perasaan satu sama lain jika kita memang berpapasan pada saat itu. Aku ke sana dengan lelaki yang saat itu menjadi pacarku serta beberapa orang temannya. Mungkin itu alasan kenapa Tuhan belum juga mempertemukan kita. (2010)
3. Aku diajak untuk meramaikan acara surprise untuk ulang tahun Rahne Putri oleh seorang teman baru di Kafe Pisa Menteng Jakarta. Pada saat itu, aku memang belum banyak memiliki teman di Jakarta. Teman-temanku sebagian besar masih di Bandung. Aku pikir tidak ada salahnya bergabung dan berkenalan lagi dengan orang-orang baru. Sayangnya aku tidak cukup lama di sana. Dan ternyata ketika aku sudah pulang, kamu baru saja datang. Jadi, Tuhan belum mempertemukan kita sekalipun kita berada di dalam lingkaran yang sama. (2011)
4. Cheese Cake Factory di Cikini. Pertemuan dengan sejumlah teman baru di Jakarta. Kamu datang beberapa jam kemudian. Eka, yang pada saat itu menjadi tukang posku dalam acara #30HariMenulisSuratCinta, mengenalkanmu padaku dan pada teman-teman lain yang belum berkenalan denganmu.Kita hanya berjabat tangan, bertukar nama, tapi tak saling bertukar cerita. Kita duduk di tempat yang berbeda. Bahkan di pertemuan pertama kita itu, aku enggan diajak pulang bareng kamu, padahal tempat tinggal kita searah. Tuhan akhirnya mempertemukan kita. Tapi tidak ada perasaan aneh atau firasat apapun bahwa di hari-hari selanjutnya kita malah menjadi akrab. (2011)
Pertemuan demi pertemuan, cerita demi cerita, membuat kita semakin akrab dan bersahabat. Istilahnya sih, sudah memasuki wilayah friendzone di mana kita cukup nyaman di wilayah pertemanan. Lagipula pada saat itu aku sudah ada berpacaran lagi dengan seseorang dan kamu pun sedang mencoba mendekati seorang perempuan.
5. Sudah sering main ke rumahmu tapi baru malam itu aku bertemu seseorang yang ternyata kos di rumahmu. Seseorang itu bahkan kukenal lebih dulu jauh sebelum aku mengenal kamu. Aku dan dia sama-sama terkejut bisa bertemu lagi setelah sekian lama. Ya, dia mengenalmu jauh sebelum aku mengenal kamu. Lucu. Dari sekian banyak tempat dan orang di Jakarta, tapi malam itu Tuhan mempertemukan aku dengan orang yang ternyata sama-sama kita kenal, di tempat yang menjadi rumahmu. (2012)
Setelah kuingat lagi, ternyata hidup kita saling bertautan satu sama lain, begitu samar tautan itu tanpa kita sadari. Kita bisa saja bertemu lebih awal, berkenalan lebih awal dengan cara yang berbeda dari orang yang berbeda. Namun, mungkin bukan pertemuan seperti itu yang Tuhan rencanakan. Aku yakin Tuhan menyiapkan waktu yang lebih tepat untuk mempertemukan kita. Tuhan merencanakan garis cerita yang lebih indah untuk kita. Seperti yang kita jalani saat ini dan insyaAllah sampai nanti ajal menjemput kita masing-masing.
Beruntung bisa mengenal dan bahkan menjadi bagian dari hari-hari di kehidupan seorang Rizki Januar Saputra.
I never thought that i will fall in love and marrying my bestfriend. God is the best director, ever.
Comments
Pingback: How I Met Your Father - http://sejenakberceloteh.com