Pilihan.

Gerimis berganti menjadi hujan yang deras.
Hanya ada kita berdua yang sedang menunggu hujan reda.
Kita tak lagi bertatapan sambil berdekapan.
Kita bahkan segan untuk duduk berdekatan.
Tak ada genggaman tangan.
Tak ada lagi tawa hangat diselingi kecupan ringan.
Tak ada kata, tak ada suara.
Tapi itulah yang membuat kita sama-sama lelah.
Tenaga yang tersisa kupakai untuk memandangmu dari kejauhan.

Aku tersentak,saat kamu mulai beranjak.
Langkah kakimu seirama dengan detak jantungku.
Lalu.. Kamu bilang rasanya tak lagi sama.
Menunggu seolah perangkap bagi jiwa yang ingin bebas seperti dirimu.
Sementara aku masih menikmati detik-detik yang seolah berhenti.

Aku yang bebal ini memilih untuk tetap tinggal.
Dan kamu memilih pergi sebelum rindu ini selesai digenapi.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *